Sunday, June 26, 2005

Kamu

Salam
Semoga kemuliaan, keindahan mendekap hangat tubuhmu yang wangi.
Biarlah alam menjadi diriku, menjadi bagian diriku.
Jika hangatnya mentari di senja hari menjadi tanganku, maka
Angin adalah bibirku yang mengecup mesra keningmu.
Dan sinar bulan....
Adalah tatapan lembutku.

kekasih

Friday, June 24, 2005

ultahmu

Hanie
Jangan tiup lilin, sebab akan membuatmu kegelapan. Jangan minta panjang umur, sebab itu permintaan iblis untuk menggoda manusia. Berdoalah. Berdoa atas yang pernah terjadi dalam hidupmu, semoga semuanya disukai Tuhan. Berdoalah, sebab, siapa tahu Tuhan mengabulkan doamu sebagai kado hari besarmu.


Hanie....
Selamat ulang tahun

Hukum dan Rasa

Bisakah kita membawa masa lalu untuk masa ini?
Hari ini, 24 Juni 2005, Aceh membawa hukuman masa lalu ke masa ini. Hukuman cambuk!
Aku tak bisa membayangkan, bagaimana hukuman primitif tersebut bisa hadir lagi di tengah-tengah masyarakat modern. Sungguh susah untuk dimengerti.
Dari teman seorang wartawan di sana, aku diberi tahu, para hukuman tersebut ada 26 orang. Kesemuanya pelanggar peraturan daerah yang disebut Qanun nomor 13 2003 tentang Maisir (Perjudian).
Menyedihkan, semua orang hukuman bukan orang kaya. Jika bisa dinilai, jangankan untuk makan sehari tiga kali. Untuk makan sehari sekali saja, itu sudah untung. Memang, orang hukuman ini bukanlah orang kaya. Mereka tinggal di gubuk-gubuk reyot yang tersisa dari tsunami dahulu. Tapi kenapa berjudi?
Aku juga tahu, sebuah peraturan harus ditegakan. Tapi, haruskah mengambil contoh dari hukum kuno? apakah tak ada hukuman yang lebih modern dan lebih "manusiawi". Atau....

"Sakit dicambuk tak jadi masalah. Yang jadi pikiran adalah rasa malu," ujar Zakaria (60), orang hukuman yang akan menerima 6 cambukan akibat judi

Djeunk

Thursday, June 16, 2005

Micko, Ali dan Aku

"Horeee, akhirnya libur.." teriak Ali.
Aneh, libur dari apa? "Libur kerja yaa," tanya gue.
"Bukan. Tapi libur dari berbuat dosa," ungkapnya gembira. "Hah!!!!"
Cari pasal dan penyebabnya, ternyata si Micko, si pembawa dosa lagi pulang kampung. Ngga lama sih, cuman seminggu. Tapi, menurut Ali, meski seminggu, itu udah cukup.
Selain itu, Ali berdoa, semoga, saat Micko balik dari kampung, dia udah sadar.
================

Di atas kisah benaran lho. Bahkan, nama pelakunya juga benaran.
Si Micko atau Ali, termasuk "temen" (Tanda kutif untuk menyebutkan bahwa ini teman yang ngga benar".
Tiap malam, Micko selalu ngajak ngedugem. Tiap malam sejak tahun lalu, si Micko ngajak "narik batu" atau "nge-bodrex". Tiap malam, tak ada berhenti. Akibatnya, usaha Ali hancur. Barang dalam etalasenya yang laku, nggak lagi bisa dijadikan modal. Tapi, habis untuk senang-senang.
Akhirnya, dua bulan lalu, Ali nyadar. Tapi, dia nggak bisa mengurangi. Tiap malam dia harus menemani Micko. Jika tidak. "Lho, kan kamu yang ngerusak aku," kata Micko, jika Ali menolak menemaninya.
Yup, yang ngerusak Micko emang Ali.
yang ngerusak aku yaa Micko :(
Tapi aku nyadar. Mo sembuh, jangan bergaul dengan "mereka"
Jurus yang ok, aku mulai sembuh
Doakan aku, semoga Ali kuat
Doakan Ali, semoga Micko sadar